![]() |
Capture Dari X |
Saya teringat ucapan sahabat saya, yang sudah berpulang karena kena covid 2021 silam, waktu itu dia datang jalan-jalan ke Makassar, kami janjian ketemu di Masjid dekat tempat hotelnya menginap, untuk shalat shubuh, ba’da shubuh kami pun jalan cari buroncong panas di Pantai Losari, belum sampai pantai, motor saya mau isi bensin, singgahlah saya di SPBU Mangkura. ternyata Premium kosong, yang ada Pertalite, akhirnya saya isi dengan Pertalite. Disitulah sahabat saya ngomong itu Premium juga yang dikasi pewarna, lalu saya bilang oktannya lebih tinggi dari bensin, dia pun tertawa, saya bilang kenapa ketawa mas? Dia bilang saya ini orang kapal, banyak memberangkatkan Kapten, Enginer, Second Enginer, saya dapat infolah dari mereka-mereka minyak itu dioplos. Lalu saya bilang kalau mobilmu di Surabaya minum apa? Dia bilang Pertamax, harganya diatas pertalite, kalau saya lagi di Jakarta atau di Depok kadang lebih senang mengisi di SPBU Swasta meskipun harganya beda 100 200 perak dari Pertamina.
*****
Belum habis cerita soal minyak oplosan, bahkan sampai perhari ini masih dibicarakan, apalagi Pertamina saat ini sedang memimpin klasmen BUMN koruptor yang nilainya hampir tembus 1000 Triliun, Erick Thohir sibuk wara-wiri ke kejaksaan sampai tengah malam menjelang sahur, entah bicara apa?, mungkin negosiasi cari aman atau cari deal-deal biar sama-sama enak.
Kita dibikin muak hampir tiap hari ada berita duit Negara bertriliun-triliun, yang harusnya untuk kemaslahatan rakyat, malah hanya dinikmati segelintir orang dan jadi dana bancakan para mafia dan kelompoknya, dan dilakukan secara sadar dengan perbuatan pemufakatan jahat.
Mereka-mereka saat ini yang bersentuhan dengan Pertamina, pada mulai speak up, seperti Ahok sok mau jadi hero, ada yang mulai cuci tangan seperti Dirut Pertamina pakai maaf-maafan segala setelah beberapa hari baru muncul, belum lagi anggota DPR sok-sok inspeksi, malah sidak ke SPBU swasta, lalu sambil cebokin kesalahan Pertamina. Saya curiga mereka ini semua komplotan, berkolaborasi dengan orang partai yang menggerus dan mengambil keuntungan besar dari Pertamina. Kalau BUMN masih saja terus dijadikan sapi perah, tidak dikelola secara profesional dan tidak diisi oleh orang-orang profesional, dan masih terus diisi orang partai, orang titipan, orang simpanan, yang tak paham tupoksi, yang tak paham mekanisme dan kondisi perusahaan, maka jangan heran satu-persatu BUMN akan kolaps, yang tergabung dalam Danantara pun bisa jadi menunggu antrian masuk klasmen BUMN koruptor juga.
Dan pada akhirnya rakyat jugalah yang paling dirugikan, Pertamina dihulu mengoplos, SPBU distributor memainkan nozel dan tera, belum lagi terkadang penjual eceran botolan pun ikut juga main curang dengan mengoplos dengan air. Begitulah terus sampai nitizen berkata beli Pertamax isi Pertalite, pilih Prabowo ternyata isinya Jokowi. Apes-apes Negeri ini. 🤭