Foto seperti ini, tempat sampah, banyak ditempatkan dibeberapa titik di sekitar anjungan Pantai Seruni, di alun-alun, sekitar cafe-cafe lapangan hitam.
Namun pagi ini ada dua tiga orang petugas kebersihan, tukang sapu, yang saya temui saat jogging, yang menggerutu dengan memakai bahasa daerah, persoalan banyaknya sampah yang bertebaran, saya yang kebetulan ada disampingnya berusaha melempar senyum, dengan harapan biar mereka semangat menuntaskan kerjaannya.
Sampah plastik yang paling banyak, botol minuman, gelas plastik, plastik tempat bakso sosis, bahkan sampai tusuknya pun banyak yang bertebaran, memang baru kali ini di Ahad pagi saya menyaksikan banyaknya sampah di alun-alun Pantai Seruni, padahal biasanya banyak sampah kalau malamnya ada acara besar, dan semalam sepertinya tidak ada acara besar, cuma malam Ahad seperti biasa saja.
Persoalan sampah dan orang yang masih sering nyampah, adalah persoalan kesadaran, persoalan kepekaan, yang masih minim.
Meskipun kota ini sering mendapatkan Adipura karena kebersihannya, tapi yang berperan utama masih tetap petugas kebersihan, sementara masyarakat masih perlu lagi di edukasi.
Alun-alun Pantai Seruni dan sekitarnya, ada untuk sebagai sarana wisata, tempat refresing, tempat olahraga, nongkrong, bercengkrama, bersosialisasi. Alangkah baiknya memang kebersihan tidak sepenuhnya dibebankan kepada petugas kebersihan, tapi semua masyarakat yang menggunakan, begitupula ditempat lain, dilapangan hitam, dipasar, dipertokoan, dll.
Saran, persoalan nyampah ini, memang perlu terus disadarkan, disosialisasikan pentingnya keindahan dan kebersihan kepada masyarakat, wadah penampung sampah mungkin perlu ditambah. tempatnya pun tak perlu dipisah, dicat warna warni, sampah organik, non organik, karena pada kenyataannya beberapa petugas kebersihan yang memuatnya di mobil bak tetap juga disatukan didalam baknya.
Yang utama dulu cukup menyadarkan masyarakat untuk buang sampah pada tempat sampah yang tersedia, cukup itu saja. 🗑️🚯🚮
Acchi
07:46 AM