Kemarin sebelum masuk pintu masjid sebelum jumatan, melihat anak remaja kira-kira seumuran anak SMP berbaju kumal linglung mondar mandir diteras masjid, bahkan sampai naik diteras masjid menggunakan sandanya didaerah batas suci alas kaki, kemudian menghampiriku dan meminta uang, melihat penampilannya yang sering menggosok hidungnya, saya menyuruhnya untuk melepas sendalnya kemudian bertanya kamu habis hisap lem? Namun tidak dijawab, lalu saya sarankan mendingan kamu pergi mandi dikamar mandi masjid lalu masuk shalat jumat didalam ada sarung, kemudian Ia beranjak tapi tidak mengarah ke arah toilet masjid, dan sayapun masuk ke masjid.
*****
Lalu saat ini dimedsos sedang ramai diberitakan tentang izin investasi miras dari skala besar sampai eceran, meskipun cakupan wilayahnya hanya terbatas beberapa daerah dan propinsi.
Tapi ini bisa menjadi sesuatu hal yang paling memalukan buat bangsa ini, bahkan sekelas propinsi Papua saja beberapa dewan adatnya dengan terang dan tegas menolak investasi miras ini mengingat mereka harus menjaga masyarakatnya dari efek buruk yang ditimbulkan oleh miras.
Muhammadiyah, MUI sudah bereaksi menolak investasi model seperti ini, dari partai baru PKS yang bersuara menentang hal ini.
Sampai saat ini nitizen banyak mempertanyakan pendapat bahkan ingin sekedar tahu reaksi wapres yang selaku mantan ketua MUI tentang izin investasi miras ini.
Dan kemarin efek buruk dari miras kembali memakan korban, seperti yang ada diberita gara-gara Polisi mabok tiga nyawa melayang termasuk didalamnya anggota TNI yang ikut tewas ditembak oleh Polisi mabok setelah menenggak miras dikafe.
Entah apa jadinya kalau kedepan miras ini yang sampai level ecerannya sudah sangat mudah didapat dimana-mana, bisa jadi anak remaja seperti cerita diatas akan makin banyak yang mabok, tidak saja mabok lem tapi mabok miras. Dan bisa jadi setelah mabok berulah jadi gang begal motor, rampok, memalak.
Dan bisa pula ini hanya pintu masuk untuk membuka izin-izin lain seperti pelegalan judi, lokalisasi prostitusi, dan lain-lain yang selevel dengan kawan-kawannya itu.
Entah apa dipikirannya orang yang memberi karpet merah investasi minuman keras itu…?
Acchi
06:26 AM