Asri Salam ( Acchi )

Wednesday, 30 December 2020

FPI Dibubarkan

 FP1 adalah momok yang menakutkan buat yang gerah akan keberadaannya, tindak tanduk FP1 membuat kepanikan akut, hingga hari ini puncak kegerahan yang kontra FP1 beraksi dengan menggunakan tangan penguasa untuk melarang seluruh aktivitas FP1 dengan label organisasi terlarang karena tak punya legal standing, sehingga secara dejure menurut mereka-mereka yang berbicara dipodium legalitasnya tidak ada lagi.


Cobaan yang mendera FP1 dengan hantaman secara kontinyu semenjak Imam besarnya pulang, bahkan enam laskarnya meninggal dibantai, tokohnya banyak yang dilaporkan yang terkadang diluar nalar, pasal dipakai atas nama hukum tapi terkadang kasus sama tapi perlakuan beda.


FP1 yang konsistensinya sudah teruji tak mampu dibeli, bahkan dibawah tekanan dan intimidasi pun tak menggoyahkan tekadnya, FPI ini adalah ormas yang Amar ma'ruf dan Nahi mungkarnya seimbang, disaat ada kesulitan sosial dan bencana mereka sering hadir, namun juga mereka  sering melaporkan bahkan berulah bila ada kemaksiatan.


Dengan dibubarkannya FP1 membawa angin segar buat yang kontra dengan ormas ini, bahkan BuzzeRp menyatakan pembubaran ini adalah kado terindah tahun baru.


Tapi yang bersimpati mengatakan ini adalah jalan mundur Demokrasi, kebebesan berkumpul, berpendapat dan berekspresi dipasung, bahkan untuk mengcounter sebagai pembelaan diri dengan jumpa pers pun dilarang.


Acchi

10:26 PM



Thursday, 10 December 2020

Pasca Tragedi Pembantaian Di Tol KM50 Cikampek

Pasca tragedi penembakan di KM 50 jalan Tol Cikampek, tabir dan sekat perlahan mulai tersingkap, tragedi pembantaian ini perlu diurai biar kejadian yang sebenarnya mendapatkan kejelasan.

Banyaknya keganjilan yang didapatkan dari narasi oleh pihak kepolisian sampai pernyataan yang sering berubah-ubah setiap hari, makin memperkuat kecurigaan bahwa tragedi berdarah ini mengandung ketidakwajaran 


Beredar video di Youtube oleh media FNN yang mencoba mendatangi menelusuri dan menginvestigasi dilokasi kejadian, kemudian mencari nara sumber sebagai saksi yang menyaksikan kejadian malam itu dilokasi tersebut, diulik secara mendetail dan dari hasil penelusuran berdasarkan info masyarakat setempat, berbeda dengan yang dutarakan pihak kepolisian saat jumpa pers. Videonya banyak beredar bisa juga cek diberanda fb saya.


Begitu pula dengan barang bukti yang ditunjukkan kepolisian saat jumpa pers juga dipertanyakan oleh nitizen, karena lagi-lagi ada yang tidak wajar dan mengganjal secara nalar dan logika.


Pernyataan imam besar FP1 H4131B 121Z1EQ mengenai kronologi kejadian yang menimpanya bersama rombongan makin memperkuat bahwa tragedi berdarah itu bukan bentrokan tembak-menembak karena laskar tidak ada yang bersenjata. Videonya bisa dicek diberanda fb saya.


Kondisi jenazah setelah pemeriksaan forensik juga terdapat ketidakwajaran, lubang peluru rata-rata didaerah dada jantung, dibeberapa bagian tubuh ditemukan lebam seperti babak belur kena hajar dan hantaman.


Momentum dihari HAM ini, Negara tidak boleh diam dan harus bersikap dan mengambil tindakan atas kejadian ini, atas nama Negara harus terbuka dan mendengar rekomondasi dari ormas-ormas dan lembaga yang menuntut agar dibentuk Tim independen untuk mengungkap fakta tragedi hilangnya nyawa enam orang laskar FPI.


Acchi

04:26 PM

Wednesday, 9 December 2020

Tragedi Berdarah FPI

Masih teringat tulisan yang kena banned oleh eFB karena dianggap melanggar komunitas, ternyata komunitas yang dimaksud adalah deteksi robot eFB kalau menulis nama H@131B 121Z1Q (secara benar) maka eFB tidak menoleransinya, makanya tokoh-tokoh nasional pun politisi dan lain kalau menulis nama HR$ pasti dengan simbol huruf numerik biar tidak terdeteksi robot pesanan itu. Dan sampai saat ini belum ada alasan atau pernyataan yang jelas kenapa bisa begitu, maka wajar kalau ada masyarakat yang barasumsi bahwa ini adalah bentuk kepanikan dan paranoid atas HR$ sampai namanya saja diketik di eFB begitu menakutkan.


Semenjak kepulangan HR5 dari tanah suci Makkah,kesalahannya masih dicari-cari gerak-geriknya diuber-uber,pergerakannya terus dipantau, dibuntuti dan dipepet.


Dan malam kemarin terjadi tragedi berdarah dengan meninggalnya enam orang laskar FP1 yang ikut rombongan pengawalan HR$ ketika akan berangkat pengajian keluarga.


Kronologi kejadian yang bersumber dari kepolisian yang disiarkan oleh media mainstrem lewat Breaking News dikatakan bahwa laskar FP1 melakukan penyerangan terhadap petugas.


Tapi bantahan lain datang dari pihak FP1 lewat juru bicaranya yang mengatakan bahwa tragedi yang diutarakan kepolisian  tidak benar karena pihak FP1 punya versinya sendiri.


Keganjilan-keganjilan mulai muncul kepermukaan dimulai saat cctv dijalan tol yang tidak berfungsi, dokumentasi dan olah tempat kejadian perkara yang tidak ada, bekas seperti ceceran darah atau proyektil peluru yang tidak ditemukan dilokasi yang dimaksud, beserta tidak adanya saksi-saksi. Rekaman suara yang beredar juga menambah keganjilan itu.


Keterangan polisi yang berubah-ubah soal pistol, soal cctv menjadikan tragedi ini makin menimbulkan pertanyaan besar.


Jenazah yang lama tertahan di RS makin menimbulkan kecurigaan, dan ketika jenazah dikembalikan dan diperiksa pihak FP1 banyak ditemukan luka tidak wajar dan bisa jadi memang tidak ada kejadian seperti kronologis yang diutarakan pihak kepolisian, tapi lebih mendekati dugaan FP1 bahwa mereka diculik kemudian dieksekusi ditempat lain.


Kontradiksi versi ini akhirnya disikapi elemen-elemen masyarakat, ormas, dll untuk dibentuk tim independen untuk mencari fakta sebenarnya yang terjadi dijalan tol itu. Karena bisa jadi ini adalah extra judicial killing yang dilakukan aparat, dan terjadi pelanggaran HAM yang dilakukan oleh polisi.


Semoga tragedi ini menemukan jalan terang kejadian sesungguhnya, tidak boleh ada yang merasa hanya pemilik tunggal kebenaran apalagi sampai mengancam dan intimidasi hanya karena punya kuasa dan pasal.


Acchi

10:56 AM