Asri Salam ( Acchi )

Monday, 27 July 2020

Penyelenggaraan Jenazah Korban Covid Tidak Syar'i

Beredar dari semalam video pemakaman jenazah korban covid yang dishalatkan dikuburan sebelum dimakamkan oleh tim pemulasaran jenazah yang berjumlah lima orang yang lengkap dengan pakaian alat pelindung dirinya.

Yang aneh ketika jenazah dishalatkan pakai "Rukuk" dan sudah pasti dengan melihat hal itu imamnya tidak paham soal cara menshalati jenazah, meskipun ma'munnya berdasarkan video tersebut tidak ikut rukuk, tapi ini adalah bentuk kesalahan fatal dalam penyelenggaran dan perlakuan terhadap jenazah.

Sampai saat ini saya masih browsing-browsing dimana tempat kejadian perkara itu, video yang beredar tidak ada keterangan, dan yang merekam gambarpun tidak ada noticenya karena sepertinya gambar diambil secara sembunyi-sembunyi.

Dengan adanya kejadian seperti itu, mudah-mudahan Tim yang beredar divideo itu, pertama kalinya menguburkan jenazah korban covid, karena apabila sudah ada sebelumnya dan imam shalatnya dia lagi dia lagi berarti malang betul nasibnya tuh para korban, apalagi korban sudah tidak diantar keluarga dan kerabat, diperlakukan juga secara tidak syar'i atau mungkin begini bahasanya "ballasami mayat-mayat yang sebelumnya kowdong".

Pelajaran dari kejadian itu, karena penyelenggaraan jenazah adalah fardhu kifayah maka setidaknya dalam satu kampung atau dalam satu rumah sakit ada yang paham betul soal penyelenggaraan jenazah, rumah sakit rujukan yang diberi tugas untuk memakamkan jenazah korban covid agar kiranya melibatkan pemuka agama dari masing-masing agama, diangkat sebagai penasehat dan pembimbing dan bila perlu diangkat jadi Tim pemulasaran jenazah, karena sepertinya tidak rugi "tidak goyangji" itu anggaran corona membayar ustadz dan pemuka agama lainnya.

Terima kasih buat yang sudah memvideokan karena kejadian itu bisa jadi pelajaran dan dapat menjadi khazanah dalam berpikir bagi orang-orang yang diberi akal, dan mudah-mudahan juga yang memvideokan tidak dicari-cari kesalahanya dengan memakai pasal UU ITE.

Acchi
08:06 PM

Ironi Dunia Pendidikan Disaat Covid

Ditengah hening seperti saat ini medsos menyajikan bayak kabar tentang ironi pendidikan ditengah pandemi covid, banyak cerita menyedihkan diluar sana yang tersajikan digenggaman kita, terkadang nalar dan perasaan berkecamuk membaca yang tersajikan digenggaman kita, tentang susah dan ribetnya belajar online, resahnya para orang tua, frustasi dan capeknnya para murid, dan para guru pendidik tentu serba salah kena imbasnya.

Sementara pemangku kebijakan Bapak Menteri cuma tahu masa depan tanpa mau ribet dengan masa lalu kurang lebih  begitulah pernyataannya yang beredar dimedia, entah apa dipikiran beliau melihat tentang realita saat ini pada murid, pada guru, dan pada orang tua. Punyakah dia formula yang efektif untuk menyiasati tentang belajar online ini?, Perkotaan dan pedesaan tentu perlu perlakuan yang berbeda karena signal tidak sama, orang yang mampu dan yang tidak mampu soal gadget sebagai alat dan kuotanya juga perlu perhatian, tentang murid yang daya cernanya yang beragam, soal guru yang metode mengajarnya yang bervariasi, dan soal penghasilan orang tua murid yang berbeda.

Bapak Menteri harusnya action dengan kebijakan yang mengayomi dan bukan malah membuat kecewa ormas Muhammadiyah, NU serta PGRI soal program POP. Sejatinya pendidikan harusnya berjalan diatas relnya berdasarkan undang-undang pendidikan. Sebab Pendidikan bukan orientasi bisnis bukan ajang bagi-bagi proyek.

Acchi

01:06 AM

Sunday, 19 July 2020

Waspada Penipu Di Tengah Bencana Masamba

Bagi yang berotak akal bulus selalu punya cara untuk memanfaatkan situasi walaupun dalam suasana yang sangat memprihatinkan karena terkena musibah seperti musibah banjir bandang Luwu Utara (Masamba, Radda, dan Sekitarnya) yang terdampak.

Beredar info bahwa ada penipu yang memanfaatkan sebaran pamlet dan info soal donasi untuk korban bencana yang mengganti nomor rekening lembaga atau NGO, relawan, yang tertera dipamlet tersebut dengan nomor rekening pribadi penipu itu. Demikian juga ada penipu yang memanfaatkan nama artis Masamba (EVI) karena EVI dan timnya memang saat ini membuka posko dan donasi, bahkan dengan tulus sampai menjual mobil Alphardnya untuk membantu berkontribusi dan meringankan buat warga Masamba, tapi lagi-lagi ada penipu yang tega memanfaatkan situasi tersebut.

Sekedar masukan buat Lembaga, Relawan, dll yang membuka rekening donasi agar kiranya mencantumkan nomor Handphone, Whatsapp, Website, Barcode, atau sejenisnya sebagai tombol atau kontak konfirmasi, agar sumbangan para dermawan benar-benar sampai pada rekening yang sebenanrnya bukan berbelok ke rekening penipu biadab itu.

#BanjirMasamba
#PrayForMasamba
#JumatMubarakah

Acchi
03:56 AM

Jenis Lumpur Apa Itu Di Masamba

Jenis lumpur apa itu di Masamba?
Ini adalah pertanyaan yang ada dikepalaku Semalam air banjirnya dari luapan sungai masamba membawa sedimen lumpur itu kemudian paginya dengan cepat sudah mengeras membenamkan banyak material termasuk menurut info masih ada  jiwa-jiwa yang kemungkinan hanyut dan terkubur lumpur yang belum ditemukan.

Ketinggian dan ketebalannya bahkan ada mencapai dua meter dalam video yang beredar  lumpur mengeras itu tidak saja membenamkan mobil dan rumah, Bank BRI berdasarkan video itu setengah bangunan lantai dasarnya sudah tidak kelihatan, dan orang-orang kelihatan sedang berjalan bahkan sudah ada motor yang berjalan diatas lumpur mengeras itu.

Lalu saya membandingkan kejadian banjir bulan lalu disini (Bantaeng) yang juga termasuk parah yang juga membawa sedimen lumpur, tapi lumpurnya nanti dua atau tiga hari baru mengeras.

Kejadian banjir disana banyak memakan korban karena kejadian saat jam-jam istirahat, bahkan sudah ada yang tidur dan beristirahat.

Semoga masyarakat disana bisa tabah menghadapi musibah yang dialaminya, dan kita-kita yang menyaksikan dari jauh melalui medsos dan media mainstrem bisa bersimpati dan berderma meskipun itu hanya sebuah doa.

#BanjirMasamba

Acchi
03:56

Ekspansi Ekonomi Di Kota Kecilku

Setelah kemarin siang saat lagi asyik-asyiknya posting dagangan dimedsos, datang seorang laki-laki menawarkan dagangannya berupa pulpen, gunting, kanebo dan pengharum ruangan, Ia sales dari kabupaten tetangga yang beberapa tim disebar untuk menjual produknya secara dor to dor, semua produknya saya punya dan belum butuh apa yang dibawa itu, tapi ia tidak menyerah membujuk bahkan ditambah jurus memelas untuk meluluhkanku untuk membeli produknya, akhirnya saya ambil salah satunya (pulpen), setelah saya bayar ia menghela nafas sambil berkata "adami kowdong poinku na hampirmi jam tiga", mendengar itu saya hanya bilang sorry tadi saya sempat tolak produkmu karena memang semua yang kamu bawa ada saya punya dan memang saya belum butuh, dan seandainya kamu punya tusuk telinga pasti saya ambil biar bisa kukorek telingaku yang sudah penuh dengan bujuk rayumu, dan kamipun tertawa hahahihi bersama kemudian saya bilang dunia sales dunia marketing dunia balu-balu itu biasa orang ditolak biasa dphp, biasa barang kita diliat dibongkar diacak-acak tapi tidak dibeli, kalau saya biasa di CLBK dipostingan daganganku, lalu dia bilang apa itu maksudnya saya bilang "Chat lama beli kagak" kamipun kembali tertawa hahahihi bersama, berselang kemudian ia pamit meninggalkan bayangannya…

Sore tadi saat jogging sekumpulan orang dari "Gojek" milik Mendikbud Nadiem Makarim, membagikan brosur pada pengunjung pantai Seruni dan yang berolahraga, Gojek mempromosikan bahwa layanan antar dan beli-belinya juga sudah hadir didaerah ini. Pikirku mungkin tim ekonomi Gojek melihat peluang dan prospek yang bagus  didaerah ini padahal luas daerah tidak seberapa apalagi luas kotanya mungkin kalau diukur cuma 3X4 kilometer saja, mirip ukuran foto diatas Ijazah hehehe, sementara pelaku usaha jasa kurir-kurir lokal yang tanpa aplikasi yang seperti dimiliki Gojek yang hanya mengandalkan provider pihak ketiga seperti Whatsapp dan sejenisnya punya penantang baru dalam dunia pergojekan ini, soal tarif semoga tidak saling merusak dan bila perlu pihak pemerintah lokal / daerah mengatur regulasinya biar persaingan sehat dan tidak ada yang gulung tikar.

Setelah pulang jogging diporos ada lagi yang menarik perhatianku yaitu Pizza Hut kini dijual On The Street begitu yang yang tercatum dibaligho mobilnyanya, makanan berbahan tepung terigu ini dan beraneka ragam rasa dan toppingnya ini dibanderol seratus ribu dapat empat dus begitu tulisan yang sempat terbaca olehku dari tulisan yang dipegang perempuan berbaju merah berjilbab itu, media promosi lain yang sempat saya lihat ada balon warna warninya mungkin penarik perhatian buat bocah-bocah. Semoga Pizza Hut OTR ini rotinya dijual ecer tidak mesti beli seratus ribu, mirip-mirip cara jualan Pizza Ria Kafe yang menjual potongan seperdelapan di Jalan Gunung Lantimojong Makassar, Hehehe

Menyaksikan dan mengalami cerita diatas menandakan ada ekspansi ekonomi makin sengit didaerah ini, apakah mungkin mereka melihat daya beli masyarakat disini baik? atau bisa jadi persoalan daerahnya yang masih status hijau dari wabah corona ini?, itulah sekelumit pertanyaan yang ada dikepalaku disaat lelah seusai berolahraga, sedikit info soal corona ini meskipun tadi pagi ada tetangga  yang meninggal dimakamkan dengan pemulasaran dan protokol covid, semoga hasil test swabnya negatif.

Sementara realita yang saya saksikan dan rasakan masih banyak pelaku-pelaku ekonomi dan usaha yang berkata "Paccei kamma-kamma anne paballia", begitu tuturnya, dan termasukmi juga yang menulis ini, Hehehe. Apalagi daerah ini juga baru-baru diterjang banjir besar yang pemulihannya saat ini masih berproses.

Acchi
00:26 AM

Terima Kasihku Untuk IPM/IRM


Kemarin IPM Ikatan Pelajar Muhammadiyah Milad yang ke 59 Tahun, rugi rasanya saya bila tidak mengapresiasi organisasi yang pernah mengkader dan telah memberi pelajaran sebagai pondasi dasar dalam berorganisasi, tulisan ini sengaja saya buat sebagai wujud terima kasihku pada organisasi berlogo pena ini. Perjalanan panjang oganisasi ini berdasarkan track record sejarahnya tidaklah mudah, tantangan dan hambatan yang dihadapi berliku-liku dan tidak saja dari kalangan luar tapi dari kalangan internal Muhammadiyah sendiri pun juga ada, bahkan Muhammadiyah sebagai induk organisasi dari beberapa ortomnya sempat tidak merestui keberadaan organisasi pelajar ini, namun seiring waktu perjalanan mulai membaik dan mulai diterima dengan dinamikanya sendiri.

Organisasi bersemboyan surah Al-Qalam ayat satu ini juga pernah berganti nama menjadi IRM (Ikatan Remaja Muhammadiyah) dimasa orde baru karena faktor larangan tidak boleh ada organisasi pelajar dalam ruang lingkup pendidikan selain OSIS yang dibuat pemerintah saat itu, nanti seusai orde baru tumbang nama IPM dari IRM dikembalikan seperti semula.

Mengenai persoalan sejarah organisasi ini saya sangat minim sekali pemahaman kecuali sisa-sisa ingatan pada saat pengkaderan Taruna Melati satu (TM1) yang pernah saya dapati makanya sejarah singkat diatas adalah memory tersisa  yang masih membekas dihardisk dibalik tempurung kepalaku ini jadi kalau ada yang salah soal uraian saya diatas itu memang murni karena kesalahan saya bukan karena faktor kesalahan sejarahnya.

IPM/IRM yang pernah menempa saya punya catatan sendiri dalam sanubariku, bahwa saya disaat usia pelajar sudah belajar memimpin sidang, belajar ketok palu, belajar beretorika, belajar bersosialisasi, belajar ketahanan mental  bahkan sampai belajar membaca psikologi lawan bicara, dan dari pengalaman itu ketika masuk di HMI ketika kuliah kemarin sudah tidak kikuk lagi, bahkan hampir semua pelajaran dasar maupun diatasnya yang saya dapat di HMI sudah saya dapatkan di IPM/IRM termasuk drama-drama yang terkandung didalamnya seperti lempar-lempar palu sidang sampai gelas kursi melayang, dalam hati saya sambil tertawa dan berkata "Tammama' kalau begituanji" Hehehe. dan ditempatku bisa lebih sadis karena setiap nafas kehidupan dipenuhi aturan dan tengko-tengko lima departemen yang ada di IPM/IRM itu yang mengatur dari mulai mata melek hingga mata terpejam disaat hendak tidur, soal sanksinya tidak usah ditanyakan lagi, sebab pagar bambu yang sudah berjejer rapi didepan asrama terkadang berpindah berjejer rapi dibetis-betis, itu karena zaman itu HAM masih bayi, hehehe

Meskipun IPM/IRM kami-kami hanya setingkat ranting namun IPM/IRM kami termasuk istimewa karena langsung dibawahi wilayah dan tidak dibawahi cabang.

Seiring berjalannya waktu kami-kami jugalah yang didapuk untuk mengorganisir organisasi ini, dilantik dengan suasana sederhana namun khidmat, simbol tepuk pundak sebagai penyerahan tanggung jawab adalah beban yang perlu dipikul, dan moment ini termasuk yang susah untuk dilupakan. 

Namun terkhusus periode kami menemui jalan terjal yang mengorogoti, periode kami tidak mampu tuntaskan karena dikudeta oleh kepala sekolah, entah kenapa jalan itu dipilih kepala sekolah, mungkin beliau memandang kami-kami tidak layak, tidak kapabel, bukan right men yang unggul, metode mengurus terlalu radikal, mungkin itu dalam benak beliau, meskipun kawan-kawan sempat berpikiran ini sabotase ini persekongkolan dan tendesius, sampai jawaban yang diberikan tidak memuaskan, mencoba permohonan dan bantuan dari kakak-kakak diwilayah tapi hasilnya tidak begitu membantu, hingga akhirnya jalan  pasrah yang diambil sambil bermuhasabah tanpa perlu lagi berpikiran suudzon.

Terima kasih IPM/IRM rumah pertamaku dalam berorganisasi meskipun saya dan sahabat kandungku tidak merasakan nikmatnya beregenerasi terutama nikmatnya tepuk pundak dalam serah terima jabatan.

Sebagai kata penutup "Berkarya Bersama, Mencerahkan Semesta"

ن ۚ وَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُونَ

Assalamu Alaikum…

Acchi
03:46 AM