Asri Salam ( Acchi )

Sunday, 19 July 2020

Ekspansi Ekonomi Di Kota Kecilku

Setelah kemarin siang saat lagi asyik-asyiknya posting dagangan dimedsos, datang seorang laki-laki menawarkan dagangannya berupa pulpen, gunting, kanebo dan pengharum ruangan, Ia sales dari kabupaten tetangga yang beberapa tim disebar untuk menjual produknya secara dor to dor, semua produknya saya punya dan belum butuh apa yang dibawa itu, tapi ia tidak menyerah membujuk bahkan ditambah jurus memelas untuk meluluhkanku untuk membeli produknya, akhirnya saya ambil salah satunya (pulpen), setelah saya bayar ia menghela nafas sambil berkata "adami kowdong poinku na hampirmi jam tiga", mendengar itu saya hanya bilang sorry tadi saya sempat tolak produkmu karena memang semua yang kamu bawa ada saya punya dan memang saya belum butuh, dan seandainya kamu punya tusuk telinga pasti saya ambil biar bisa kukorek telingaku yang sudah penuh dengan bujuk rayumu, dan kamipun tertawa hahahihi bersama kemudian saya bilang dunia sales dunia marketing dunia balu-balu itu biasa orang ditolak biasa dphp, biasa barang kita diliat dibongkar diacak-acak tapi tidak dibeli, kalau saya biasa di CLBK dipostingan daganganku, lalu dia bilang apa itu maksudnya saya bilang "Chat lama beli kagak" kamipun kembali tertawa hahahihi bersama, berselang kemudian ia pamit meninggalkan bayangannya…

Sore tadi saat jogging sekumpulan orang dari "Gojek" milik Mendikbud Nadiem Makarim, membagikan brosur pada pengunjung pantai Seruni dan yang berolahraga, Gojek mempromosikan bahwa layanan antar dan beli-belinya juga sudah hadir didaerah ini. Pikirku mungkin tim ekonomi Gojek melihat peluang dan prospek yang bagus  didaerah ini padahal luas daerah tidak seberapa apalagi luas kotanya mungkin kalau diukur cuma 3X4 kilometer saja, mirip ukuran foto diatas Ijazah hehehe, sementara pelaku usaha jasa kurir-kurir lokal yang tanpa aplikasi yang seperti dimiliki Gojek yang hanya mengandalkan provider pihak ketiga seperti Whatsapp dan sejenisnya punya penantang baru dalam dunia pergojekan ini, soal tarif semoga tidak saling merusak dan bila perlu pihak pemerintah lokal / daerah mengatur regulasinya biar persaingan sehat dan tidak ada yang gulung tikar.

Setelah pulang jogging diporos ada lagi yang menarik perhatianku yaitu Pizza Hut kini dijual On The Street begitu yang yang tercatum dibaligho mobilnyanya, makanan berbahan tepung terigu ini dan beraneka ragam rasa dan toppingnya ini dibanderol seratus ribu dapat empat dus begitu tulisan yang sempat terbaca olehku dari tulisan yang dipegang perempuan berbaju merah berjilbab itu, media promosi lain yang sempat saya lihat ada balon warna warninya mungkin penarik perhatian buat bocah-bocah. Semoga Pizza Hut OTR ini rotinya dijual ecer tidak mesti beli seratus ribu, mirip-mirip cara jualan Pizza Ria Kafe yang menjual potongan seperdelapan di Jalan Gunung Lantimojong Makassar, Hehehe

Menyaksikan dan mengalami cerita diatas menandakan ada ekspansi ekonomi makin sengit didaerah ini, apakah mungkin mereka melihat daya beli masyarakat disini baik? atau bisa jadi persoalan daerahnya yang masih status hijau dari wabah corona ini?, itulah sekelumit pertanyaan yang ada dikepalaku disaat lelah seusai berolahraga, sedikit info soal corona ini meskipun tadi pagi ada tetangga  yang meninggal dimakamkan dengan pemulasaran dan protokol covid, semoga hasil test swabnya negatif.

Sementara realita yang saya saksikan dan rasakan masih banyak pelaku-pelaku ekonomi dan usaha yang berkata "Paccei kamma-kamma anne paballia", begitu tuturnya, dan termasukmi juga yang menulis ini, Hehehe. Apalagi daerah ini juga baru-baru diterjang banjir besar yang pemulihannya saat ini masih berproses.

Acchi
00:26 AM