Kenapa ramai penolakan warga terhadap Jenazah terinfeksi covid19 yang akan dikuburkan ?.
Ini akan menjadi fenomena tersendiri ditengah galaunya masyarakat terhadap virus corona ini dan akan berkembang bila tidak ada solusi atau problem solve untuk menyelesaikannya.
Pemahaman tentang penyebaran virus harus terus digalakkan secara kontinyu bahwa virus ini peyebarannya melalui droplet (batuk dan bersin ta'bbasik atau muncrat) virus mati dikondisi dua puluh tujuh derajat celcius jadi tidak tahan dikondisi panas, tidak menyebar melalui udara karena sifat virus bersarang dalam tubuh manusia dan menyerang saluran pernafasan atas maka itu kita disuruh untuk tidak menyentuh area muka terutama hidung mata dan mulut, bila bersarang dileher agar banyak-banyak minum biar masuk kelambung karena dalam lambung akan mati dengan keasaman lambung yang berbahaya bila diparu-paru karena akan terjadi pneumonia dan ini biasanya akan parah bila tidak cepat tertangani.
Virus bila diluar tubuh biasanya hinggap dibenda dan mempunyai waktu hidup yang juga terbatas tergantung benda apa yang dihinggapinya konon kabarnya bila terdapat dialminium dan besi masa hidupnya bisa lebih lama beberapa jam dari tempat lainnya maka dari itu benda seperti itu lebih sering dibersihkan dengan desinfektan jadi bukan orangnya yang terus disemprot desinfektan seperti kisah pengantar galon dan gas yang memilih resign karena sering basah kuyup karena keseringan disemprot.
Informasi diatas itulah sumber yang saya dapat, silakan mencari informasi tambahan lainnya melalui media dan pakar yang lebih paham, dan silakan juga dikoreksi siapa tahu saya juga masih salah dalam menafsirkan dan memahami soal bentuk penyebaran virus tersebut.
Lalu kembali kenapa Jenazah ada yang tertolak oleh beberapa masyarakat padahal dia sudah mati tidak batuk lagi tidak flu tidak berjabat tangan lagi.
Maka dari itu WHO selaku badan dunia yang mengurusi kesehatan ini punya standar dalam pemulasaran Jenazah atau pengurusan mayat, untuk menghindari cairan-cairan tubuh yang keluar maka mulai dibungkus kafan dan plastik dan dimasukkan dalam kotak kemudian disesuaikan cara agama masing-masing kecuali dalam islam tidak dimandikan lagi karena dikhawatirkan seperti yang diatas cairan-cairan dalam tubuh bisa rembes maka cukup ditayammumkan dan disegerakan untuk dimakamkan dalam durasi waktu kurang empat jam bersama kotaknya yang sudah diwraping plastik dan disemprot desinfektan, bila penganut kepercayaan selain islam biasanya ada yang dikremasi (dibakar)
Bagi kita yang muslim tuntunan dalam pemakaman jenazah sudah diajarkan semenjak zaman nabi adam dimana saat burung gagak mengajarkan Qabil menguburkan saudarnya Habil yang telah Ia bunuh karena persoalan perempuan, sampai hingga disempurnakan oleh Nabi Muhammad SAW dengan tata cara yang tidak ribet cukup dengan memandikan mengkafani menshalatkan hingga proses penguburan, tentunya panduan itu sudah sangat sempurna biarlah tanah yang mengandung organisme hidup didalamnya yang menyelesaikan tugasnya dalam memperlakukan jasad yang terkandung didalmnya.
Sementara kita yang masih bernafas ini yang belum kita tahu bagaimana bentuk matinya nanti apakah akan tertanam juga dalam tanah ataukah tenggelam dalam air dilautan atau bisa jadi terbakar atau terkremasi.
Semoga tidak ada lagi kabar penolakan jenazah yang diberitakan begitupula bagi petugas pemulasaran jenazah harus sesuai standar baku yang berlaku dalam menangani jenazah biar galau dan khawatirnya masyarakat tidak menimbulkan kepanikan, perlu diingat bahwa yang meninggal juga punya keluarga dia juga tidak mau ditakdirkan meninggal seperti itu, semua karena kuasa dan kehendak Allah SWT.
Acchi
06:06 AM