Hari terakhir ujian caturwulan (sekarang ujian semester), khusus untuk ujian mata pelajaran Olahraga terdiri dari dua ujian yakni ujian Tulis/Teori dan ujian Praktek, untuk ujian Tulisnya sudah berlangsung saat pagi hari sehari sebelumnya dan untuk ujian Praktek berlangsung pada sore hari di hari keduanya sebab sore hari pertama ditujukan untuk Santri Tsanawiyah, dan sore hari kedua barulah giliran anak Santri Aliyah.
Saat itu kami sudah caturwulan ke 2 dan sisa beberapa bulan lagi itu berarti kami akan Tamat dan meninggalkan Ma’had yang tentunya harus melalui dulu ujian Akhir Ebta/Ebtanas (saat ini UN/UAS), di hari terakhir ujian caturwulan kedua inilah khusus mata pelajaran Olahraga yang akan kutuliskan dari bahagian kisah selama mondok dulu.
Sore hari sehari sebelumnya anak Santri Tsanawiyah ujian Prakteknya hanya lari Estafet dan pertandingan Sepakbola antar kelas dan dari hasil evaluasi itulah dinilai, giliran untuk anak Aliyah untuk anak kelas 4 dan 5 (maksudnya kelas 1 dan 2 Aliyah atau saat ini kelas 10 dan 11) mereka juga diperhadapkan untuk melakoni ajang eksebisi Pertandingan Sepakbola antara kedua kelas itu dan yang menang tentunya akan mendapat nilai yang baik disamping nilai dari individu-individunya.
Giliran kami yang anak kelas 6 (kelas 3 Aliyah atau kelas 12 saat ini) adalah lari Marathon yang jaraknya lumayan juga karena harus lari kearah barat dari sekolah kami mengikuti jalan kemudian mengelilingi pinggiran jalan lapangan Golf Biringkanaya dan keluar diujung jalan depan Mapolda SULSELBAR kemudian dilanjutkan berlari dijalan Provinsi itu memutar kembali hingga masuk disamping pabrik Coca-cola dan terus masuk melewati perkampungan warga dan perumahan serta Ma’had Putri Ummul Mukminin, Mahad Putri Buq’atun Mubarak, Ma’had Putri Darul Arqam, dan bila jalan itu dibentangkan mungkin sampai ±10 Km.
Setelah kami ketahui akan lari Marathon disitulah timbul kekecewaan sebahagian dari kami dan sebahagian lagi cukup menerima dengan alasan hari-hari terakhir di Ma’had dan juga faktor sudah terbiasa melakukan hal serupa lari dengan rute jalan tersebut diatas, tapi orang yang seperti saya sebenarnya sanggup sih karena pernah juga melakukan lari hal serupa, tapi beberapa teman yang kecewa ini mencoba melobi kembali Guru Olahraga kami Pak Sulaemana untuk mengganti ujian Praktek itu menjadi main Bola juga, namun permintaan itu ditolak mentah-mentah.
Mulai saat itulah jalan akal bulus kelompok yang kecewa seperti saya ini dan kalau tidak salah ada sekitar 9-10 orang yang bersama saya saat itu, setelah diabsen maka siap-siaplah kami berlari kecuali yang punya penyakit Asma ada beberapa teman yang diberi Dispensasi hanya SitUp, PushUp, dan Sport Gantung saja, selebihnya mau tidak mau harus lari.
Sebelum lari disusunlah rencana culas dan curang ini, setelah ditiup sempritan oleh guru olahraga berlarilah kami namun dibarisan belakang membiarkan lari terlebih dahulu pelari yang jujur-jujur ini dan kami dibelakang yang punya rencana kotor, setelah mereka lewat semua kami mengambil jalan pintas lewat belakang pabrik kayu kemudian melewati tebing batu didalam hutan kecil itu kemudian tembus dikebun MaAcho yang biasa ditempati jalan malam Pramuka/HW atau Naik tingkat untuk Tapak Suci, disitulah kami yang Bagundal curang ini menunggu sambil mengintip teman-teman yang pelari jujur dan amanah ini lewat.
Setelah beberapa lama menunggu sekitar 20 menitan lah karena kami tidak ada yang bawa stopwatch atau jam tangan saat itu dan karena kami juga memotong jalan sekitar seperempat dari Rute tersebut, lewatlah pelari jujur dan amanah ini setelah memperkirakan mereka sudah lewat semua barulah kami juga keluar dari kebun MaAcho itu sambil membasahi rambut dan muka disumurnya MaAcho biar kelihatan berkeringat padahal keringat kami para Bagundal ini sudah lama kering dari tadi.
Menjelang Finish masuk pintu gerbang Ma’had kami berbaris berjejer menyamakan langkah biar masuk garis finishnya bersamaan dan tentunya di Stopwatch guru olah raga kami pasti akan sama juga Timenya dan kemungkinan besar untuk nilai praktek juga akan sama, setelah finish melapor sambil pura-pura merenggangkan otot, tiba-tiba muncul dua Palari teman kami yang mengikuti Rute yang benar itu dan baru masuk finish dan melihat kami dengan muka kaget karena pikirannya masih banyak dibelakangnya dan merasa tidak pernah dilewati/disalip, namun beberapa dari kami langsung memberinya kode sambil mengatakan diselasaikan diAsrama dalam Bahasa Arab yang tidak dimengerti Guru Olahraga.
Setelah istirahat untuk mandi, di Asrama kami berbaur semua tertawa lepas ada yang kecewa dengan kami tapi yang dua ini yang finis paling buntut justru menyesal tidak ikut karena tidak tahu rencana culas kami padahal Ia juga mengatakan setengah mati dan beberapa kali berhenti kadang berhenti diwarung untuk membeli air minum.
Kisah itu betul-betul rencana kotor dari kami yang bagundal-bagundal ini karena kecewa dengan guru Olahraga, dan hikmahnya adalah kebersamaan jangan ambil sisi negatifnya yang curang itu, karena itu hanyalah bagian dari kenakalan-kenakalan anak sekolahan seumuran kami.
Acchi.. 09 : 54 PM