Ditujukan kepada Asri salam kelas 2 tsanawiyah agar kiranya menuju ke Kiosphone karena ada telepone dari keluarganya…
Begitulah panggilan suara Kak Azis Nustelu saat itu dari balik speaker diruang informasi yang juga sebagai Pendekar Tapak Suci yang merangkap petugas informasi/Kiosphone, yang memanggil Namaku, dan dipanggilan kedua bergegaslah saya menuju keruang informasi itu.
Dibalik telepon Paman dari Ibuku yang kupanggil Tetta Aji/Kakek menyapaku dan bertanya kepadaku, apa kamu libur besok..? Iya jawabku karena besok hari jumat, Kalau begitu kamu pulang sebentar karena ada uang SPP (Living Cost) yang dikirim Ibumu untuk pembayaran bulan ini, kujawab iya nanti sebentar setelah Salat Ashar mudah-mudahan dapat izin, hanya berbicang sebentar.
Berselang beberapa saat kemudian waktunya Salat Ashar, setelah menunaikan bersiap-siaplah untuk pulang dengan menenteng buku penghubung menuju rumah wali Asrama/Kelas Ust Abddullah Rijal untuk meminta izin pulang, izin pun saya dapatkan dengan mudah karena alasan juga tepat untuk mengambil Uang SPP ditanda tangani dengan segera buku penghubungku itu tanpa banyak basa-basi pertanyaan.
Setelah itu saya mencari bagian Keamanan IRM atau kismul Amni kami menyebutnya, ternyata Kak Yunus itu lagi ada dilapangan bola sedang pemanasan untuk main bola, pengurus yang satu ini dikenal tegas diamnya tidak dimengerti bahkan ada yang menyebutnya pengurus Killer, tak berani saya mendekatinya apalagi beliau sedang ingin main bola.
Ditengah masa menunggu itu saya gunakan waktu yang semakin sore untuk cari pinjaman duit dari teman Rp1000 untuk dua kali naik Pete-pete(Angkot), karena ada teman yang baru datang penjenguknya tadi kumintai dia pinjam duitnya Rp1000 itu yang pas-pas dua kali naik Angkot, saat itu naik Angkot cuma Rp500 jauh dekat, karena rute saya harus menuju pasar sentral dulu, kemudian rute selanjutnya Sentral-Ratulangi turun di Eks Studio 21 (Sekarang KFC) kemudian jalan kaki sampai deh dirumah.
Ditengah penantian yang perasaan lama karena pikiran sudah ada dirumah, Bel pun berbunyi tanda usai untuk berolah raga jam sudah hampir setengah enam sore, segera kuhampiri pengurusku itu yang sedang menunggu air minum, badannya penuh mandi keringat kusodori pulpen dan buku penghubungku ditanyailah aku alasanku untuk pulang dan kuceritakanlah alasanku itu dan saya juga sudah dapat izin dari wali asrama, tak banyak juga pertanyaan cukup dipesan jangan telat datang, dan seperti kebiasaan Ihmil Halawah katanya, Naam jawabku.
Bergegaslah aku pulang dengan pakaian ganti ditas ranselku, menunggu Angkot dibawah Papan nama Gombara yang belum seperti gambar diatas, papan nama Gombara dulu besar dan bisa dilihat dari dua sisi dari barat dan timur dengan tulisan nama pondok yang besar pula bercat kuning dan berdasar biru tua dan bila malam Catnya akan menyala bila kena sorot lampu kendaraan, Namun sayang Plan itu ketabrak mobil.
Pete-pete pun datang dengan sopir tua dan mobil tua yang berisik dan beberapa penumpang diatasnya, tak lama kemudian sampailah saya di Sentral karena menjelang malam/magrib pasar mulai berkemas, saat melintas diterowongan saya dicegat preman pasar tiga orang tapi hanya satu orang yang paling dekat yang duanya sepertinya mengawasi, yang satu ini bertanya mau kemana..? kujawab mau pulang kerumah. bertanya lagi dari mana..? kujawab dari gombara, dengan bahasa dan dialek makassar preman ini minta duit, kujawab yang ada sisa Rp500 inipun untuk pete-pete pulang ke Domba.
Seakan mereka tidak percaya mereka geledah kantongku membongkar tasku yang hanya berisi pakaian ganti dan buku penghubung dan pulpen, setelah dibongkar barulah mereka yakin, disuruhnya saya jalan meskipun ada jitakan sedikit dikepalaku sambil menghasutku dengan bahasa makassar “CarruNu”, iyalah dalam hatiku sambil berlalu dan pergi.
Setelah sampai bermalam semalam dirumah, besok sorenya balik lagi ke ma’had namun kali ini aku diantar sama Tetta Aji dengan mobil Sedan Corolla Merahnya meskipun hanya sampai Pannampu karena beliau mau pergi acara Kawinan, meluncurlah saya kembali ke Ma’had dengan uang SPP dan Pesanan pengurusku serta untuk bekalku sendiri yang biasanya hanya habis beberapa menit saja karena dikerubukin bersama teman-teman.
Dan tentunya balik ke Ma’had seperti perasaan yang seperti saya ceritakan dikisah sebelumnya di link no 8 dibawah.
Acchi.. 00 : 08 AM
Baca juga seri sebelumnya disini :
- http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/02/08/suatu-ketika-di-sekolah-berasrama-gombara-437380.html
- http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/02/09/suatu-ketika-di-sekolah-berasrama-gombara-ii-437612.html
- http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/02/19/suatu-ketika-di-sekolah-berasrama-gombara-iii-440487.html
- http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/11/25/suatu-ketika-di-sekolah-berasrama-iv-511724.html
- http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/11/28/suatu-ketika-di-sekolah-berasrama-gombara-part-v-edisi-nama-masjid–512335.html
- http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/12/24/suatu-ketika-di-sekolah-berasrama-gombara-part-vi-edisi-mengenang-dg-mabe–519357.html
- http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/01/27/suatu-ketika-di-sekolah-berasrama-gombara-part-vii-edisi-mengenang-kiyai-khalid-529054.html
- http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/01/30/suatu-ketika-di-sekolah-berasrama-gombara-part-8-menjelang-usai-libur-529997.html