Asri Salam ( Acchi )

Wednesday, 14 August 2024

Paskibraka Lepas Jilbab

 

Ilustrasi (Foto Tribun Kaltim)

Tadi waktu joging sore, Karateka cilik usia SD dan SMP, sedang latihan sampai lompat, tendang, tangkis, sampai banting-bantingan, yang perempuan rata-rata berjilbab.


Saat saya mengarah sedikit ke lapangan Volley, ternyata di sana, yang perempuan yang bermain, hampir semua, pakai hijab atau berjilbab, dan kalian tahu sendiri di Volley pasti banyak lompatnya, dan bila perlu sampai buang badan biar bola bisa digapai.


Yang joging, yang cuma lari-lari kecil atau jalan pun,  banyak yang olahraga dengan mengenakan jilbab.


Bahkan Paskibraka Daerah sini, yang sedang latihan pemutakhiran, di alun-alun Seruni, di jelang 17an ini, yang perempuannya hampir semua berjilbab saya lihat tadi, bahkan tadi masih ada yang sempat kena hukum push up, kengkring, dan jalan kodok.


Poinnya, perempuan-perempuan itu masih bisa bebas bergerak dengan memakai Jilbab dan hijabnya.


Lalu kenapa Paskibraka Nasional putri, yang 18 orang itu yang bertugas di IKN, harus dipaksa lepas Jilbab,  yang kita sudah tahu sendiri bahwa saat mengerek bendera tidak perlu lompat apalagi salto, yang ada cuma, pegang baki bagi yang perempuan, gerak jalan baris berbaris, menaikkan dan menurunkan bendera.


Yang perlu di tekankan, bahwa norma agama tetap lebih tinggi dari aturan BPIP, aturan Panitia Paskibraka, dan Pancasila pun didalamnya terkandung nilai keTuhanan, dimana kewajiban seorang hamba taat pada Tuhannya, dan berhak menjalankan syariat dan keyakinan atas agamanya.


Acchi

11:16 PM