Asri Salam ( Acchi )

Monday, 3 July 2023

JIS Sangat Layak Untuk Piala Dunia U17

Jakarta Internasional Stadium (foto google)

Indonesia kembali ditunjuk FIFA menjadi tuan rumah Piala dunia under 17, setelah sebelumnya gagal menjadi tuan rumah U20 karena pesoalan penolakan tim Israel, dan ini sangat wajar, mengingat Israel dan Indonesia tidak ada hubungan diplomatik. Meskipun yang dirilis keluar masih sumir tapi intinya adalah penolakan Israel, dan gelaran ini pindah ke Argentina bulan Mei lalu dan yang keluar sebagai juara Uruguay setelah mengalahkan Italia.


Piala dunia U17 kali ini tidak ada Israel, tapi kisruhnya persoalan stadion JIS, ramai wara-wiri di Medsos stadion semegah Jakarta Internasional Stadium katanya pintunya cuma satu dan lahan parkirnya sedikit, kata Mentri dan ketua PSSI, begitu pula ucapan lain dari pejabat dan Menteri lainnya, lalu komentar itu dicounter dengan video dan narasi lain sebagai bukti dan penyeimbang, agar tidak menjadi mainan buzzeRp bayaran.


JIS Malam hari (foto google)

Mengingat JIS yang kapasitasnya 82.000 tempat duduk, single seat ini, terbangun sebagai karya fenomenal saat Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta, stadion JIS sudah dijelaskan bahwa stadion ini dibuat standar Internasional, standar FIFA, rumput hybrid, stadion yang atapnya buka tutup pertama di Indonesia, dengan konsultan yang sudah malang melintang di dunia perstadionan di Eropa, dan dibuat oleh pekerja asli anak negeri, dengan mengusung konsep ramah lingkungan, green building, serta dibuat terintegrasi dengan moda transportasi massal seperti stadion-stadion yang ada di Eropa dan Amerika.


Single seat 82.000 (foto google)

Piala Dunia U17 kali sebenarnya tidak berat lagi, karena sudah ada beberapa stadion yang sudah dibenahi untuk persiapan U20 kemarin yang gagal, tinggal sedikit polesan lagi, kecuali stadion GBK yang akan dipakai konser Coldplay dan JIS yang masih bercampur tendensi politik.


PSSI harusnya lebih fokus membenahi bocah-bocah yang mau bertanding ini, mengingat nanti yang akan bertanding Negara-negara yang sebagian besar sepakbolanya, yang pembinaan sepakbola usia dini dan berjenjang sudah matang. Indonesia sendiri mewakili untuk Asia Tenggara, inipun karena faktor penunjukan langsung sebagai host atau tuan rumah. Kalau digenjot dari sekarang mengingat waktu tinggal tiga bulan lagi mungkin cukuplah untuk sedikit berbicara didunia sepakbola dikelompok umur ini.


Dari sudut lain (foto google)

Saran kalau JIS memang benar mau dipakai, tanggalkan tendensi politisnya, cukup lihat dari sisi olahraganya, persoalan pintu akses, dibukalah semua kalau memang hanya tertutup, lahan parkir yang sedikit bisa diakali dengan membatasi mobil pribadi dan memperbanyak bus-bus shuttle penjemput dari kantong-kantong parkir, dan paling efektif dan efisien Timnas Indonesia jangan bermain di JIS, cukup bermain di Surabaya di Bali di Solo di Bekasi di Bogor di Bandung ataupun stadion mana yang pastinya yang akan dipakai nanti, dan yang sudah pasti tidak akan dipakai stadion Barombong dan stadion kubangan Mattoangin di Makassar, stadion JIS cukup di pakai sekelas dari Negara Mali, Senegal, Maroko, Venezuela, Burkina Faso, Kaledonia baru, yang kemungkinan supporternya tidak bisa memenuhi kapasitas 82.000 itu, hanya untuk datang jauh-jauh menonton bocah-bocah 17 tahun main.


Pot Drawing (foto google)

Ingat ini hanya Piala Dunia kelompok umur, bukan gelaran Piala Dunia dewasa seperti di Qatar seperti tahun lalu, dan sebagai pembanding gelaran Piala Dunia U20 di Argentina bulan lalu yang harusnya jatah Indonesia itu, meskipun yang main Italia, Jepang, Korea, Uzbekistan. Brasil, dll supporter yang datang juga hanya seuprit, yang ramai paling tuan rumah Argentina.


Yang perlu itu berlapang dada, benahi dan persiapkan Timnas U17 disisa sedikit waktu ini, dan tak usah malu-malu kucing menggunakan stadion JIS, sebab #Perubahan itu sebuah keharusan, demi sepakbola Indonesia…


Acchi

02:36 PM