Asri Salam ( Acchi )

Tuesday, 9 August 2022

F5 Dalang Pembantaian

Foto Tempo

Ada kelegaan tersendiri buat publik tanah air hari ini, ketika drama Dar Der Dor semakin terkuak, karena semakin terkuak kebohongannya, karena memang dirancang disetting dan dikaburkan kejadian sebenarnya.

Akhirnya intelektual dan sutradara utama ditetapkan tersangka, karena dalam pemeriksaan, yang dikemukakan dalam jumpa pers tadi bahwa F5 ini memerintahkan E menembak J. Jadi drama Dar Der Dor itu tidak ada, yang ada pembantaian dan eksekusi, dan bisa jadi kalau didalami lebih dalam lagi bisa jadi F5 tidak saja memerintahkan tapi juga ikut memuntahkan peluru ketubuh J. Dan bila ditelusuri lebih dalam lagi sesuai hasil autopsi kedua dan pengamatan keluarga persoalan kaki bengkok, jari putus, leher seperti terjerat, lebam, memar dan lain-lain disekujur tubuh, maka bisa jadi ada penganiayaan terlebih dahulu sebelum dieksekusi.


Soal motif dan musababnya belum jelas, karena mereka masih mendalami, tapi yang santer terdengar adalah persoalan wanita, versi pertama F5 ini punya wanita simpanan alias selingkuhan seorang perwira pertama pangkat balok, versi kedua adalah persoalan yang didramakan yaitu pelecehan J terhadap Ny P, tapi versi kedua ini sepertinya mengandung kebohongan, mengingat masuk dalam skenario drama.


Namun analisis dari sumber media non mainstrem, yang beredar dimedsos terkadang juga masuk diakal makanya beberapa medsosnya sering kena takedown, karena bisa jadi faktanya memang demikian.


Selanjutnya kasus ini perlu dikawal on the track, karena telah mencoreng institusi, menjadikan kepercayaan publik terhadap institusi jadi ambyar, karena publik menganggap beberapa kasus bisa dibuat dramanya termasuk kasus-kasus krusial yang pernah ditangani F5, seperti KM$0, Kebakaran Gedung O, Narkoba, Judi Online dan lain-lain.


Dan tak lupa pula anak buah Si E yang bernyanyi itu, pribadi dan keluarganya diberikan perlidungan maksimum security, jangan sampai kena garuk oleh loyalis dan suruhan F5.


Semoga pula orang-orang baik di institusi itu lebih memegang peranan, agar kepercayaan publik kembali pulih, dan  membubarkan satuan tugas yang non struktural, mencut off squad-squad dari perwira sampai garis merah satu, menghukum semua yang berkomplot merekayasa, menghilangkan barang bukti, merusak TKP.


Menarik dinanti ujungnya apakah penegak hukum bisa bekerja dan memutuskan perkara hukum ini sesuai ekspektasi publik, terutama bagi keluarga korban.


Bravo bravo bravo…


Acchi

11:26 PM