Gagal lagi, kalah lagi, Timnas sepakbola Indonesia, dikawasan Asia Tenggara, Indonesia hanya spesialis di grid dua, baik diperhelatan Sea Games seperti saat ini, maupun Turnamen AFF.
Bentar lagi akan keluar kata atau statmen "Evaluasi", entah sampai kapan akan evaluasi, dan entah dari mana akan di mulai lagi evaluasi itu, dari pelatih?, dari Liga?, dari pembinaan sejak dini?,atau darimana?, dan banyak lagi pertanyaan besar lainnya.
Mungkin kita perlu break untuk perhelatan Internasional dulu, dalam dua tahun, biar bisa melakukan pembenahan menyeluruh, terutama sepakbola tidak boleh ditunggangi kepentingan politik.
Terutama memperbaiki Liga, memperbaiki kualitas wasit, merekrut tim pelatih yang punya planning dan prospek jangka pendek maupun jangka panjang, pembelajaran penguatan mental pemain, penguatan fisik, nafas, sampai gizi pemain, kemudian pelatihan skill terutama passing, drible yang akurasinya tinggi, lalu kemudian trick termasuk cara memprovokasi lawan biar mental lawan bisa down.
Thailand ini selalu menjadi momok, bahkan setiap pertemuan Indonesia dengan Thailand, Thailand selalu dominan secara kualitas dan tekhnik bermain, mereka mampu memaikan ritme permainan dan tidak panikan, mereka juga selalu sukses dalam memprovokasi dengan akting-aktingnya, dan itu dilakukan meskipun bukan didepan publiknya sendiri, mentalnya cukup tangguh, mungkin pengaruh Negara mereka tidak pernah merasakan penjajahan, tidak pernah merasakan jadi kacung. Hehehe
Acchi
08:36 PM