Masih tentang corona yang telah tujuh bulan menjadi belenggu, menjadi ancaman bahkan masih terus mengintai mencari target yang lemah imun, data yang tersajikan grafiknya masih memprihatinkan masih jauh dari ekspsktasi melandai.
Corona tidak mau diajak berdamai bahkan lebih sering menyerang dari arah tak terduga, properti imbauan sudah banyak yang lusuh, masyarakat mulai jenuh bahkan terkadang lupa dan acuh.
Sementara stok dan cara antisipasi penyebaran dari pemerintah selaku pemangku kebijakan berjalan stagnan, sinergi dan kolaborasi yang seharusnya ditampilkan justru yang terasa aroma kompotitor, dan diperparah lagi narasi yang dibangun oleh buzzer influencer bayaran.
Saking menipisnya cara untuk melawan corona ataukah mereka karena sudah lelah dalam bersosialisasi, sehingga wacana melibatkan preman yang akan diperhadapakan sesama rakyat hanya karena persoalan jaga jarak dan masker, apalagi pulahan negara sudah locked terhadap warga negara Indonesia, jamu, nasi kucing, sampai kalung tidak ampuh, bahkan vaksin import tidak ngefek, pantasan menteri juga ragu disuntik, sementara buzzer tidak cukup ampuh membangun narasi karena mungkin kesalahan pemahaman dalam briefing sehingga yang ada adalah konfrontasi terus yang muncul dalam media sosial, keterbelahan bukannya menipis tapi makin berjarak dan senggang.
Acchi
02:16 PM