Asri Salam ( Acchi )

Wednesday, 17 June 2020

Problem Pasca Banjir Bantaeng

Problematika pasca banjir didaerah ini muncul dengan berbagai macam ragamnya terutama distribusi bantuan yang belum merata, posko-posko bantuan kewalahan karena mungkin minimnya data daerah yang terdampak dan minim pula paket yang akan didistribusikan. Dapur-dapur umum juga masih terkendala dengan air bersih untuk dipakai mengelolah makanan.

Beberapa tempat sudah terdengar suara jerit bahkan sampai ada yang memblokir jalan karena daerahnya belum tersentuh bantuan, terkadang suara-suara santer terdengar bantuan pilih kasih dan terkadang ada yang dobol-dobol sementara ditempat lain belum ada sama sekali yang dapat.

Problem selanjutnya lumpur dan sampah yang masih banyak belum tersentuh karena lagi-lagi mungkin kurangnya tenaga dan armada. Lumpur yang basah yang belum tertangani mengakibatkan jalan licin sementara lumpur yang kering kini jadi debu-debu beterbangan terbawa angin. Disekitar pasar sebagian sudah ditangani dengan alat berat dan yang telah bersih juga sudah disiram untuk menghilangkan sisa-sisa lumpur dan debu.

Masalah selanjutnya yang muncul adalah tudingan-tudingan bahkan sampai menyalah-nyalahkan persoalan penyebab banjir ini yang katanya tidak becusnya dalam mengantisipasi bencana ini. Ada juga yang heboh hari ini seorang pegawai magang sesuai yang diberitakan (mungkin pegawai kontrak atau honor) yang dipecat dari instansinya karena menyuarakan suara hatinya dan mungkin mewakili suara hati orang-orang disekitarnya melalui medsos tentang persoalan bantuan yang belum diterima.

Problem utama banjir ini adalah karena air hujan, mungkin kita yang dikota tidak merasakan begitu derasnya hujan kemarin, tapi didaerah pegunungan yang curah dan debit airnya tinggi yang jadi penyebab, sebab berdasarkan video dan foto-foto yang beredar dimedsos bahkan kelihatan jalanan sampai ada yang putus diatas gunung sana, pohon banyak yang tumbang, dan ada juga kelihatan bekas-bekas longsor. Begitupula dengan bendungan atau cekdam yang sisi samping barat terlihat jebol, bahkan divideo yang diutarakan oleh Gubernur Sulsel yang juga mantan Bupati dua periode di Bantaeng ini mengatakan terhantam kayu besar penyebab jebolnya cekdam.

Saat ini kita perlu berbenah tanpa perlu ada yang disalahkan, perlu problem solve atau jalan keluar dari permasalahan ini, yang memagang tongkat komando bersama jajarannya harus punya planning perencanaan dan data yang akurat untuk menangani pasca bencana ini.

Seperti soal bantuan biar tidak rancu dan kacau, bantuan dari pemerintah maupun NGO, ormas-ormas, partai, lembaga, atau lainnya perlu ditangani dengan satu pintu yang punya data kredibel agar tidak terjadi lagi kasus dobol-dobol dan pilih kasih.

Dapur umum perlu disupply dengan air bersih, disupply sembako biar masaknya jadi lancar, begitu pula penunjang lainnya seperti pembungkus nasi dan perangkat lainnya, Penyaluran makanan juga perlu pengaturan ekstra terutama korban-korban yang terdampak.

Selanjutnya bendungan yang jebol perlu pembenahan secara cepat karena kita tidak tahu persoalan hujan ini kedepannya, penanganan dihulu juga tidak boleh terlupakan yang perlu penghijauan kembali, sementara dihilir tanggul-tanggul sungai perlu penanganan yang sudah jebol dan perawatan bagi yang keropos, begitupula dengan perlunya cetak biru daerah resapan-resapan air. Sosialisasi persoalan tentang kesadaran membuang sampah juga perlu ditingkatkan dan tentunya dibarengi dengan pengadaan fasilitas buang sampahnya.

Dan yang terakhir pemerintah selaku pengayom masyarakat perlu membuka telinga lebar-lebar tidak anti terhadap kritik atas suara-suara yang muncul dari jerit hati masyarakat, apalagi masyarakat ini punya rasa, resah, lelah, capek, frustasi, bingung, bahkan karena telah kehilangan keluarga dan harta bendanya. Sehingga dikondisi seperti ini terkadang curhatnya dituangkan dengan penyampaian lewat media sosial melalui surat-surat terbuka dirasa lebih efektif dan cepat sampainya daripada bisik-bisik.

#BanjirBantaeng

Acchi
06:36 PM