Asri Salam ( Acchi )

Monday, 20 August 2018

Mengenang sosok KH. Arbia Karib

KH. Arbia Karib

Selepas atraksi standing motor Jokowi dan sebelum api di kaldron dinyalakan diperhelatan akbar olahraga Asian Games 18th di Jakarta-Palembang, dapat kabar dari Whatsapp berita duka atas kepergian salah satu ulama di Bantaeng.

KH Arbia Karib Beliau adalah ulama yang kharismatik didaerah ini (Bantaeng Sulawesi Selatan)pernah memimpin salah satu ormas islam Muhammadiyah dilevel Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bantaeng, beliau selain berdakwah dan pengajar juga memimpin sebagai Direktur di Pesantren Muhammadiyah Ahlu Suffah di Bantaeng.

Santri dan muridnya tentulah sangat berduka dan kehilangan akan kepergian beliau, juga tak lepas dengan  masyarakat Bantaeng pada umumnya serta warga Muhammadiyah khususnya yang ada di Bantaeng, sakit yang dideritanya hingga beberapa kali keluar masuk rumah sakit baik di rumah sakit Bantaeng maupun di rumah sakit di Makassar hingga ajal menjemputnya saat malam pembukaan Asian Games kemarin.

Dari sisi saya mengenang sosok beliau.

Ketua badan pengurus Masjid Raya Bantaeng ini adalah salah satu kerabat karib Almarhum ayah saya ketika ayah saya meninggal saya masih kelas satu SD, saya bersama sepupu saya kerumah beliau menyampaikan kabar duka tentang kematian ayah saya karena saat itu telepon pun masih sangat jarang tentu bedalah dengan saat ini kabar berita yang didapat bisa langsung berada digenggaman kita, dan keesokan harinya beliaulah yang menjadi imam memimpin shalat jenazah almarhum ayah saya di Mushallah Alfurqan Muhammadiyah.

Saya juga mengikuti jejaring sosial facebooknya Arbia Karib saya tidak tahu persis siapa yang mengoperasikannya apakah beliau sendiri ataukah ada adminnya yang ditunjuk yang sering mengabarkan aktivitas beliau di badan amil zakat Bantaeng, beliau sebagai pimpinan di BAZNAS Bantaeng menurut saya langkah untuk memposting kegiatan-kegiatan BAZNAS dijejaring social sebagai langkah yang tepat dengan menggunakan tekhnologi dan secara langsung menjadi pertanggung jawaban moral yang tervisualisasikan sehingga masyarakat luas bisa melihatnya.

Bantuan bedah rumah, bantuan kebakaran, penyaluran zakat infaq shadaqah anak yatim dan lain sebagainya mewarnai kegiatan-kegiatan beliau sebagai pengurus di BAZNAS diberanda jejaring social facebooknya.

Dan bulan Ramadhan tahun ini beliau tidak pernah lagi saya dapati beliau berceramah di Masjid Raya Bantaeng padahal di Masjid Raya Bantaeng sudah beberapa tahun terakhir beliau sering menjadi penutup penceramah tarwih diakhir Ramadhan karena beliau selalu didaulat membawakan tema tentang zakat infaq shadaqah, beliau membawakan secara terperinci hingga detail-detailnya diuraikan hitungan dan besaran zakat fitrah, peternakan, maal, dll disampaikan, bila masih ada yang kurang jelas beliau mengarahkan masyarakat atau jamaah yang ada dimasjid untuk kekantornya di BAZNAS untuk dibantu pencerahan tentang zakat dll, begitupula akan dibantu untuk dihitungkan bila hendak menyalurkan zakatnya sebab ini adalah salah satu rukun Islam dan kewajiban individu fardhu ain bagi ummat Islam tutur beliau di ceramah Ramadhannya tahun kemarin.

Seingat saya ada dua atau tiga kali saya mengantar Ibu saya ke BAZNAS dan pengalaman terakhir saya bersama beliau ketika mengantar Almarhumah ibu saya Ramadhan tahun kemarin ke kantornya di BAZNAS saat itu saya hanya menunggu diluar, tiba-tiba Ibu saya memanggil saya katanya Ustadz/Kiyai didalam mau ketemu dengan saya akhirnya saya masuk duduk didepan mejanya  ditanyai bebarapa hal tentang dan lain sebagainya dan diberi wejangan sampai sentilan, disitulah menjadi pertemuan terakhir kami, Semoga Allah merahmatinya Allahu Magfirlahu warhamhu wa afini wafuanhu, Aamiin.

Acchi 04:56 PM