Asri Salam ( Acchi )

Friday, 27 December 2013

Sepotong dari Khotbah Jum’at (Tukang Becak Naik Haji)

Entah siapa nama ustadz yang berkhotbah tadi di waktu ibadah jumatan, namun khotbahnya cukup menyentil dan berkesan bahkan terkandung didalamnya pencerahan serta pelajaran yang cukup bermakna bagi jamaah jum'at.

Berangkat dari salah satu ayat pamungkas yang paling sering didapatkan dalam khotbah-khotbah jum'at surah Ali Imran 102 (“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa kepadaNya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.”), Ustadz lebih banyak mengulas tentang hidup mati beserta alam kubur sebagai tempat peristirahatan sejenak sebelum kembali dibangkitkan pada suatu masa dan tempat yang hanya Allah yang mengetahuinya.

Namun ada yang menarik dalam khotbahnya yang berupa kisah yang dinukilkan kembali yang konon katanya adalah kisah nyata di Makassar.

Ada seseorang yang yang berangkat ke Makassar untuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan istri dan anaknya dikampung, sesampai dimakassar orang ini masih bingung apa yang harus Ia kerjakan karena dikampungnya hanya pekerja sawah ladang, tak lama kemudian Ia memilih berprofesi sebagai tukang becak yang becaknya disewa dari juragan becak.

Disamping menjadi tukang becak orang ini juga ingin selalu berbuat kebaikan kepada sesama manusia maka Ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa tiap hari jum'at dari pagi hingga sebelum jum'at semua penumpang yang naik dibecaknya gratis alias tidak membayar.

Tiba suatu saat dihari jum'at pagi naiklah seorang penumpang dari JL Alauddin menuju JL Sudirman Lapangan Karebosi sesampai di Karebosi penumpang ini membayar dengan harga 5000 rupiah yang saat itu uang 5000 masih sangat banyak nilainya dan Si tukang becak ini menolak untuk menerimanya dan Si penumpang sempat tersinggung karena uang yang Ia berikan tidak diterima bahkan sempat Ia mengatakan apa masih kurang kalau kurang maka saya akan tambahkan, lalu Si tukang becak ini menjelaskan tentang kenapa becaknya gratis, kemudian Si Penumpang ini akhirnya mengerti lalu meminta alamat Si Tukang becak ini dan Si Tukang becak ini memberikan alamat kontrakannya di Makassar.

Seiring berjalannya waktu datanglah Si Penumpang becak ini dengan mengendarai mobilnya kerumah kontrakan Tukang becak yang saat lalu becaknya ditumpanginya, sesampai di rumah tukang becak ini yang bahkan tukang becak ini sudah lupa karena kejadiannya sudah cukup lama dan Si Penumpang ini memperkenalkan kembali dirinya bahwa Ia yang pernah menumpangi becaknya dan tidak dikasi bayar alias gratis maka hari ini saya juga akan berbuat baik kepadamu dan membalas kebaikanmu, kemudian Si penumpang ini menyuruh Si Tukang becak untuk mandi dan ganti baju kemudian setelah itu kita bersama-sama ke Bank BRI untuk mendaftar sekaligus membayar ongkos naik haji buat Si Tukang becak dan Istrinya, (Subhanallah)..

Itulah kisah sedikit dari khotbah jum'at yang dibawakan oleh Ustadz kemudian menambahkan satu ayat "Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan menunjukkan kepadanya jalan keluar dari kesusahan, dan diberikanNya rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka, dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah mencukupkan keperluannya."(Surah At-Talaq ayat 2-3).

Kemudian Ustadz juga mengingatkan bahwa masih terlalu banyak rezkinya Allah yang halal untuk di cari asal mau bersungguh-sungguh dalam mencarinya beserta selalu memohon ridhonya Allah, dan selalu awali suatu perbuatan dengan niat baik dan doa serta ucapan "Bismillahirahmani rahim" bahkan untuk melakukan hubungan suami istri sekalipun, biar keturunan itu tidak menjadi anak yang brutal, gank motor, vandalisme, hingga koruptor.

.

.

Sekedar catatan : karena nama pelaku yang dikisahkan tidak disebutkan maka saya tidak menuliskannya, kemudian soal tempat dan nama jalan itu adalah yang di ucapkan oleh Ustadz dan tidak ada improvisasi di tulisan ini soal yang dikisahkan oleh Ustadz.

Acchi : 01 : 06 PM