Asri Salam ( Acchi )

Tuesday, 12 November 2013

Renungan Kloset (Arti Merah Putih)...

Jumat sore kemarin saat perjalanan pulang di samping SPBU Rappoccini anak kecil laki-laki berpakaian sedikit kumal dengan wajah berkeringat bercampur debu jalanan menenteng tas kecil mencegatku dipinggir jalan, kuberhenti dan menanyakan kenapa dek..?

Bisa Numpang Kak, Katanya..

Boleh jawabku..

Dengan cepat Ia naik diatas motorku, sementara aku sengaja jalan lambat sambil bertanya kepada bocah itu dalam pembicaraanku dengan anak itu kumenanyai beberapa pertanyaan namun dari beberapa pertanyaan yang kutanyakan kepadanya justru saya lupa menanyakan siapa nama bocah itu.

Katanya Ia tinggal di Lorong 5 dan Ia baru saja pulang dari berjualan parfum keliling disekitaran jalan Pettarani samping kampus UNM Gunung Sari, Ia putus sekolah dikelas 5 Sekolah Dasar karena orang tuanya sudah tidak ada (entah meninggal atau di tinggal pergi) Ia saat ini tinggal berdua dengan Neneknya di Lorong 5, ketika kutanyakan kenapa berhenti sekolah Ia kembali mengatakan orang tua saya sudah tidak ada (dengan bahasa dan dialek makassar) kemudian Ia melanjutkan berbicara yang katanya saya cari uang untuk makan sehari-hari bersama Nenekku kalau ada lebihnya (selisihnya maksudnya) uang saya simpan karena untuk beli baju seragam sekolah karena saya masih mau lanjutkan sekolahku “katanya”.

Kuterdiam sesaat dan disaat kuterdiam itu ternyata saya sudah berada di depan Lorong 5, saya menepi dan menurunkan bocah itu, sebenarnya masih banyak yang perlu kutanyakan dan mungkin pula anak itu masih perlu bercerita banyak tentang kisahnya namun jarak tempuh yang tidak terlalu jauh saat berawal Ia naik di motorku hingga turunnya.

Dan di Negeri ini bocah-bocah seperti itu masih sangat banyak tak usahlah di Indonesia di Makassar saja masih cukup banyak, Ia korbankan masa kecilnya demi sesuap nasi bahkan masih sempat memikirkan kelanjutan sekolahnya dengan menabung demi seragam merah putih.

Kemarin baru saja Negeri ini memperingati hari pahlawan teriakan Bung Tomo membakar semangat para pejuang kala itu adalah demi mempertahankan kemerdekaan demi Merah Putih tidak sedikit yang menjadi syuhada tidak sedikit juga menjadi janda dan anak yatim bahkan menjadi yatim piatu tidak sedikit darah dan air mata yang tumpah membasahi bumi pertiwi ini kala itu.

Saat ini sudah beberapa dekade setelah perjuangan itu bahkan usia kemerdekaan negeri ini sudah mencapai 68 tahun kita belum sepenuhnya bisa keluar dari belunggu, bahkan masih ada para pejuang-pejuang kemerdekaan para veteran yang masa tuanya justru tanpa penghormatan sedikitpun dari pemerintah dan Negara bahkan ada rumahnya tergusur masih ngontrak sana-sini dan terpinggirkan.

Sementara di kondisi saat ini seperti kisah bocah yang kuceritakan diatas punya semangat yang tinggi semangatnya mungkin sama dengan semangat Bung Tomo tapi perjuangannyalah yang beda namun tujuannya sama demi Merah Putih, Bung Tomo menggelorakan Allahu Akbar untuk mempertahankan kemerdekaan dari Agressor kala itu sementara sementara bocah tadi berjuang demi seragam Merah Putihnya untuk masa depannya kelak.

Sebenarnya kemarin hanya sesaat kumemikirkan kisah bocah itu namun entah kenapa pagi tadi di kamar mandi kembali kumengingatnya, karena tak banyak yang mampu kuperbuat akan hal ini kucobalah kutuliskan disini untuk berbagi kisah biar ada sedikit kesan untuk mengingat arti kehidupan biar juga tidak seperti hajat yang kita keluarkan (buang di kakus) tanpa mengingat-ingatnya kembali.

Acchi 05 : 06 PM