Kabar berita ini sudah seminggu namun baru sempat menuliskannya disini karena baru sempat ingin menumpahkan hasrat menulis sekaligus mengabarkan kepada khalayak umum, dan hal seperti ini sudah berulang berkali-kali dinegeri ini bahkan masih segar diingatan kita kasus Dera yang orang tuanya keliling Rumah Sakit Jakarta untuk mencari perawatan namun hingga akhirnya nyawanya tak tertolong.
Dan kasus seperti ini terulang kembali di salah satu kota besar di Indonesia yakni di Makassar, sepertinya pihak-pihak yang terkait tidak pernah mau menjadikan pelajaran hal-hal seperti ini, Namanya Revan Adyaksa bayi 15 bulan yang sakit Muntaber, Bayi ini sempat dibawa kebeberapa Rumah Sakit yang ada dimakassar mulai dari RS Daya kemudian dirujuk ke RS Wahidin Sudirohusodo dirumah sakit pemerintah ini kembali merujuk ke RS lain karena alasan klasik tidak punya ruangan dan tidak punya alat perawatan bila Si Miskin yang hanya berbekal Jamkesda, setelah di RS Ibnu Sina dan RS Awal Bross tidak juga mendapatkan sambutan, Si Amir ayah Revan yang hanya bekerja sebagai Tukang Becak Motor dimakassar membawanya ke RS Akademis namun belum sempat diberi pertolongan karena penyakit bayi ini sudah sangat akut bahkan nafasnya sudah sampai leher, akhirnya Tuhan lebih senang merawatnya ditempatnya yang lain dibanding didunia ini.
Dan ketika berita ini diekspose oleh media seperti biasa penyakit paranaoid Rumah Sakit dan pejabat yang terkait mulai menyiapkan jurus untuk menangkis bahkan cenderung menyalahkan orang tua Si Korban, lalu banyak masyarakat yang mempertanyakan dimana janji Gubernur dan Walikota akan pelayanan Kesehatan Gratis itu, yang ada hanya perkataan cukup prihatin turut berduka cita dengan muka yang pura-pura sedih.
Bukankah yang lalu-lalu bisa dijadikan pembelajaran akan hal ini, program gratis-gratis dari pemerintah hanya setengah hati seperti tidak ada keberpihakan kepada masyarakat yang marginal dan terpinggirkan, orang miskin tidak boleh sakit karena mereka tak punya tempat dan alat perawatan disana yang ada hanya untuk kaum yang berduit.
Rumah Sakit lebih mementingkan Profit semata dibanding nilai-nilai dari kemanusiaan itu sendiri, Nyawa yang harusnya bisa ditolong dibiarkan hingga sekarat dan akhirnya Mati karena tak tertolong, Nurani pihak Rumah Sakit tidak lagi berorientasi pada pertolongan yang membutuhkan, kartu-kartuan yang dibuat seperti Jamkesda atau apalah namanya hanyalah tumpukan berkas belaka yang lebih baik dijadikan bungkus kacang goreng.
Selamat Jalan Revan.. Cium Peluk Ayah Ibumu dari hati tanpa dusta, Raungan Bentor Ayahmu tak mampu membayar lebih buat perawatanmu Nak..
Acchi 03 : 20 PM