Asri Salam ( Acchi )

Thursday, 23 December 2010

Sejarah Hari Ibu

Hari Ibu mengingatkan saya pada sebuah bangunan yang berkaitan erat dengan peringatan Hari Ibu ini, namun sering kita lupakan.
Mungkin ndak banyak yang tau kalo ternyata Jogja punya peranan yang amat penting atas tercetusnya tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.
Nah, di Jogja ada sebuah bangunan yang menjadi monumen untuk mengingat peristiwa sejarah lahirnya Hari Ibu.
Bangunan ini mungkin banyak yang ndak menyangka, karena seringnya bangunan ini digunakan untuk acara resepsi pernikahan dan pameran, kalo punya kisah sejarah tersendiri.
Bangunan ini adalah gedung Mandala Bhakti Wanitatama!
Tau ndak kenapa tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu?
Ternyata Hari Ibu ini ada sejarahnya. Pada tahun 1928, bertepatan dengan tahun diadakannya Kongres Pemuda, organisasi-organisasi wanita saat itu ndak mau kalah. Mereka bikin kongres juga di Yogyakarta.
Pada tanggal 22-25 Desember 1928 kongres wanita pertama diadakan, yang kini dikenal dengan nama Kongres Wanita Indonesia .
Saat itu ada 30 organisasi wanita dari 12 kota di Jawa dan Sumatra yang ikut serta. Mereka saat itu berkumpul untuk mempersatukan organisasi-organisasi wanita ke dalam satu wadah demi mencapai kesatuan gerak perjuangan untuk kemajuan wanita bersama dengan pria dalam mewujudkan Indonesia merdeka. Hayah.
Penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu ditetapkan pada Kongres Wanita ke-3 yang diadakan di Bandung pada tanggal 22 Desember 1938.
Penetapan tanggal ini bertujuan untuk menjaga semangat kebangkitan wanita Indonesia secara terorganisasi dan bergerak sejajar dengan kaum pria.
Mengingat pentingnya makna Hari Ibu tersebut, Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit No. 316 Tahun 1959 pada tanggal 16 Desember 1959 yang menetapkan Hari Ibu sebagai Hari Nasional namun sayangnya bukan hari libur.
Pada kongres yang diadakan di Bandung pada tahun 1952, Ibu Sri Mangunsarkoro mengusulkan untuk dibangun sebuah monumen untuk memperingati kongres pertama tersebut.
Pada tanggal 20 Mei 1956 dibangunlah Balai Srikandi yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh menteri wanita pertama di Indonesia, Maria Ulfah.
Kemudian seluruh kompleks bangunan pun dibangun dan akhirnya diresmikan oleh Presiden Suharto menjadi kompleks gedung Mandala Bhakti Wanitatama pada tanggal 22 Desember 1983.
Ada beberapa bangunan pada kompleks ini. Museum terletak pada salah satu bagian dari Balai Srikandi. Kemudian di sekelilingnya terdapat bangunan yang sering digunakan untuk acara resepsi dan pameran, yaitu Balai Shinta, Kunthi, dan Utari. Ada pula kompleks wisma penginapan Wisma Sembodro dan Wisma Arimbi serta perpustakaan.
Museum yang terletak di Balai Srikandi menyimpan berbagai koleksi benda-benda yang digunakan saat kongres waktu itu serta diorama.
Nah, setelah tau sejarahnya, maka persepsi kita soal Hari Ibu selama ini mungkin berubah.
Bila kita memperingati Hari Ibu dengan cara memanjakan ibu kita, memberikan hadiah kepada ibu kita, rasanya kok ndak pas sama semangat dan latar belakang sejarahnya, ya?
Selamat Hari Ibu, wahai perempuan Indonesia!